Sunday, January 28, 2007

Bukan Penulis Skenario

Adisa.. duduk dalam bus malam itu...kelelahan membuatnya larut dalam andai-andai ..
" Andai gue dulu gak kuliah dijurusan Peternakan hhuuuuhh sulit cari pekerjaan, mana gue gak suka dengan bidang itu. ah gak ngebayangin deh, tapi mana nyangka gue hidup susah begini. Ahh ini gara-gara Ayah diPHK. Kalau gak gue khan gak harus banting tulang sekarang sambil kuliah"
Adisa.. terus meratapi kehidupannya yang tak mungkin dikembalikan lagi.. Ya hidup tak mungkin kembali, lalu bisa berhasil kita jalani sesempurna.. Hidup itu pilihan.
Adisapun teringat lagi berapa kali dia gagal melamar pekerjaan.. yang gak cocok gajinya karena terlalu kecil. Pernah dia ditawari pekerjaan disalah satu perusahaan telekomunikasi, diapun tidak tertarik. Adisa mau pekerjaan yang dibelakang meja saja. Ah semua gak cocok.
Batin Adisa bergemuruh.. "Kurang apa saya? doa sudah.. solat juga.. usaha jalan terus.. ihh aku putus asa"
Adisa memang selalu mengeluh.Tetapi ditengah malam itu Adisa teringat lagi saran Rama.
"Adisa, mungkin Adisa kurang yakin waktu memulai apa yang ingin Adisa lakukan"
"ah.. gak mungkin Ram!Aku udah coba segala cara"
" Adisa, sekedar usaha tanpa keyakinan itu seperti sayur tanpa garam. Jadi percuma saja kamu sudah capek-capek usaha tapi kurang yakin, akan gagal juga."
" Entahlah" Adisa putus asa.
Adisa.. benar-benar tak tau mau apa. Buat apa dia hidup kalau setiap melangkah tidak ada hasilnya. Yahhh.. paling-paling dia sekarang sudah tau bagaimana harus bersikap dalam wawancara atau dia sekarang lebih tau jalan karena sering sekali hadir dalam wawancara. hampir setiap panggilan dimanapun pelosok Jakarta dia jalani.
" Aah.. aku capek.. dengan pikiranku sendiri.. aku lelah saking sering gagalnya aku gak pernah berpikir aku akan berhasil dalam menjalani hidupku sendiri.. dimana keadilan itu?"
Kepalanya dipenuhi dengan pertentangan antara positif dan negatif. Dan hatinya mulai memahami kalau diantara pertarungan hati itu yang negatif selalu menang... Adisa memutuskan untuk berpikir keras bagaimana caranya untuk berpikir baik sehingga mencapai keberhasilan yang dia inginkan...
Tiba-tiba batinnya berkata
"Wahai Adisa, Kamu tidak berhak menulis skenario yang biasa Allah SWT tuliskan.
"Heeii.. apa yang aku tulis? Aku tidak tuliskan apa-apa?"
"Kamu menuliskan kemungkinan gagal dalam benakmu."
"Tidak..Aku tidak menuliskan kegagalan. Bagaimana mungkin? itu kan kejadian yang bisa terjadi kenapa aku menuliskannya?
"Adisa, meramal saja tidak boleh, karena dianggap bisa mendahului Allah. Begitu juga berbicara kemungkinan gak mampu, gak sanggup, gak bisa, ah nanti begini dan begitu. Padahal kamu tidak tau apa yang sebenarnya terjadi. kamu hanya berandai-andai. Itu apalagi. Namanya kamu mendahului apa yang dituliskan Allah."
Adisa.. terdiam..tak berani membantah kata hatinya sendiri.
"Adisa kamu bukan penulis skenario. Allahlah penulisnya. Seharusnya kamu hanya bekerja dan menyerahkan hasilnya kepada Allah saja. Jangan rebut tugas-Nya."
" Yaah.. mungkin aku sangat terinspirasi untuk menulis sehingga aku sering berandai-andai"
"Tapi please dehh.. Adisa, tidak begitu untuk kelangsungan hidupmu. sangat berbahaya. Karena apa yang ada dihatimu sangat mungkin terjadi"
" Entahlah.." Adisa pasrah
"Adisa,tak ada hidup yang mudah..kalau mudah kamu harus mempertanyakannya,ada apa dibalik kemudahan itu dan kalau sulit, ya ada apa dibalik kesulitan itu. Keberhasilan akan kamu raih kalau dijalankan dengan sabar tanpa keluh."
"Bukannya manusia itu selalu mengeluh?"
"Tapi manusia punya akal untuk bisa bekerja tanpa keluh"
" Bukannya kesabaran manusia ada batasnya"
"Kalau yang ngomong bukan karena tanggung jawab sabar pasti berbatas, itu namanya gak ikhlas neng"
"ikhlas? oh gitu ..kayaknya aku gak ikhlas kalau dibilang gak ikhlas.."
"Naahh lohh"
"ya, ya.. ;) aku tau." Pandangan Adisa menerawang melewati jendela bus.
"hmm ya sudah.." Adisa menarik napas. " oke aku coba tanpa mengeluh.Kamu benar, kurasa aku harus mengakui kesalahanku..mudah-mudahan tidak terlambat untuk meneguhkan hatiku"
"Gitu dong dis... kamu itu sebenarnya calon orang yang sukses tapi gak tau cara pinternya saja, jadi yang dilakukan salah saja"
"hmm thanks kata hati.. apa jadinya kalau manusia tidak punya kata hati?" Adisa kembali berandaii..
"Eeeehhh Adisa....."
"heheheh..." ;P

No comments: